Kemenkes Indonesia Larang Keras Klaim Khasiat Kangen Water Untuk Kesehatan

Dinas Kementerian Kesehatan membenarkan bahwa telah melarang perusahaan produsen mesin kangen water mengklaim produknya "diakui oleh negara" dan bermanfaat bagi kesehatan.

Penilaian masyarakat tentang khasiat air alkali yang dihasilkan dari  mesin Kangen Water ternyata  di pastikan salah kaprah. karena tepatnya pada  tanggal 10 November 2017, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melarangkeras perusahaan produsen mesin itu yaitu PT Enagic Indonesi yang mengklaim produknya dapat menyehatkan dan atau menyembuhkan penyakit.

Larangan tersebut tertera dalam berita acara pemeriksaan Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT Kemenkes RI. Di dalam waktu Sebelumnya juga mereka telah melakukan pemeriksaan detail  terhadap PT Enagic Indonesia yang dimiliki Erwin Sharif Harahap tersebut.

Dalam Hasil pemeriksaan itu, Kemenkes meminta perusahaan tersebutuntuk melakukan penarikan semua brosur terkait informasi yang mengklaim bahwa produk mesin kangen water “telah diakui negara”. Pihak kemenkes juga meminta penarikan brosur yang mengklaim produk mesin kangen water sebagai “medical device”.

Selain itu, Kemenkes melarang klaim produk mesin ionisasi (water electrolysis) sebagai produk yang dapat menyehatkan dan atau menyembuhkan. Dan terakhir memerintahkan untuk di lakukan tindak lanjut tersebut bisa dilakukan dalam waktu tujuh hari sejak surat pelarangan itu ditandatangani pihak Kemenkes.

Surat itu sebelumnya tersebar di media sosial baru-baru ini dan memicu banyak respon warganet, dan Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Kemenkes, yaitu Sodikin Sadek membenarkan keaslian surat tersebut.

Kini, menurut dia, kemenkes sedang menyiapkan pernyataan resmi terkait keputusan  surat tersebut. Sodikin juga memastikan bahwa selama ini produsen kangen water dinilai oleh Kemenkes telah menyalahi aturan sebab mengklaim produknya dapat menyehatkan dan menyembuhkan. Padahal, klaim tersebut belum terbukti kebenarannya.

“Pernyataan resminya sedang disiapkan biro komunikasi,” kata Sodikin.